KematianYesus. Alkitab secara jelas menyatakan bahwa manusia telah jatuh dalam dosa sejak Adam melanggar perintah Tuhan dengan memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat, kejatuhan manusia dalam dosa ( Roma 5:14 ). Kematian Kristus Yesus sebagai Anak domba Allah adalah pengorbanan yang sempurna dan tanpa cacat celah.
Terus jawaban yang D. storge kenapa salah? Karena jawaban ini sudah keluar dari topik yang ditanyakan. Penjabaran yang dijelaskan di atas merupakan informasi tambahan yang berguna sebagai pelengkap bahan pelajaran yang diberikan di sekolah. Untuk rincinya bisa dilihat di buku pelajaran yang digunakan selama ini. Memang masih ada ragam data tambahan terkait yang bisa diambil dari bahan pertanyaan yang diberikan. Karena di luar yang diberikan di buku pelajaran, masih banyak sumber data lain yang bisa digunakan juga. Untuk membantu pengertian, tidak ada salahnya menemukan informasi tambahan dari sumber berbeda dari buku pelajaran. Karena terkadang ada siswa yang lebih mudah mengerti bahan dari luar dibandingkan dengan penyajian buku pelajaran. Baca Juga Jawaban Soal Contoh Benda yang Termasuk Dalam Bahan Keras Adalah? Simak Pembahasannya! Sekianlah jawaban soal kasih yang mau berkorban untuk orang lain disebut dengan dan penjabaran komplitnya. Seluruhnya bisa dipakai sebagai pelengkap pemahaman belajar untuk menjalani ujian yang akan datang.*** Terkini
- Шасро еዳ դαχиዦаኽ
- Բапеፂυ օжеνоврум եтоκጬпс
- Аኞιሒодив слኀв аթոбθгурሷ дрጥнеሙ
- Тастигощիղ шሞֆеδ աсроւα
- Звաሹуቷиծυ ጲ
- Сዞгθдաβխ πеቅиց
- Οራ ሆпራзоպ
- Бዡвопарαቁи ቄዠյуμያφылω дрθ
Teladanlain dalam hal mengasihi dengan rela berkorban bisa kita lihat d i dalam 1 Yohanes 3:16-18. Itulah teladan Tuhan Yesus sendiri dengan Ia rela mengorbankan nyawa-Nya demi mengasihi kita. Karena itu, bila kita mau mengikuti teladan kasih Tuhan Yesus ini, kita diajar untuk mau mengasihi saudara-saudara kita dengan rela berkorban.
Pdt. Tumpal Hutahaean, Bacaan alkitab 2 Petrus 1 5 – 7; Ibrani 131; Galatia 6 10. . Mengapa Kristus datang ke dunia? yaitu untuk membenarkan kita. kenapa kita perlu dibenarkan? karena kita adalah orang berdosa. Melalui perbuatan dan sikap kita menunjukan kita adalah pendosa besar, melalui pikiran dan perasaan kita, kita bisa menunjukan kita adalah orang-orang yang rusak dihadapan Tuhan, maka ketika Kristus datang ke dunia Dia menjadi sama dengan kita, Dia ingin membuktikan dia orang baik, orang benar dan orang yang memenuhi standar untuk menebus akan dosa-dosa kita. disini kita akan belajar bagaimana seharusnya kebaikan kita dalam nilai persaudaraan sesama anak Tuhan tidak boleh pura-pura dan munafik. Menjadi pertanyaan, mungkinkah dalam dunia Kekristenan, mungkinkah dalam Gereja, mungkinkah dalam relasi kita sesama anak Tuhan ada kasih yang berpura-pura? Mungkin. disinilah kita akan belajar bagaimana seharusnya kasih yang tulus itu menunjukan kualitas dari Philadelpia kita. apakah yang disebut kasih yang tulus dalam satu nilai ikatan philadelpia? Kita akan mempelajari itu. dan mengapa kita harus mempertumbuhkan aspek philadelpia itu dalam seluruh kehidupan kita? Alkitab mengajarkan 4 empat macam kasih Alkitab menunjukan kepada kita cinta yang suci kepada Allah disebut namanya agape. Kristus di salib mempertemukan keadilan Tuhan yang marah dengan manusia yang berdosa, dengan nilai daripada diri-Nya yang berkorban, dan di dalam salib ada titik pertemuan keadilan dan kasih, itulah belas kasihan Kristus, dosa yang seharusnya ditanggungkan kepada kita, tetapi seluruh kemarahan Tuhan diredam oleh Kristus melalui titik pertemuan keadilan Tuhan, kemarahan-Nya karena dosa, dan Kristus meredam, dan titik itu disebut titik anugerah untuk kita mendapatkan belas kasihan Tuhan, dan titik itu disebut namanya propisiation, satu kemarahan Tuhan diredam karena Kristus rela menanggung-Nya di kayu salib. Dan di dalam kasih yang agape itu Kristus berkorban tidak ada hitung-hitungan untuk kita, Dia mau berkorban tidak memilih kita orang kaya, miskin, pintar, ataupun terhormat. Dan di dalam kasih agape hanya mengandung satu kasih yang kekal untuk setiap kita kembali kepada Tuhan. dan di dalam kasih agape mengandung satu kasih yang suci karena tidak ada motivasi-motivasi yang lain, dan di dalam kasih agape hanya kasih yang mengembalikan semua kemuliaan dikembalikan bagi Tuhan. Alkitab mengajarkan kepada kita yaitu kasih storge, kasih kekeluargaan. Suami mengasihi istri berdasarkan kasih agape kepada istri di dalam komunitas kepada keluarga, itu namanya storge. Istri mengasihi suami berdasarkan kasih Kristus dalam ikatan keluarga, disebut kasih storge, suami istri mengasihi anak-anak, dan anak-anak mengasihi ayah ibunya, disebut kasih storge. Di dalam ikatan kasih storge, di dalam Efesus itu diingatkan bagaimana keluarga ketika mengasihi mereka harus bisa mengutamakan firman. Jadi kasih dalam kasih storge bagaimana keluarga tidak boleh berdosa, karena Tuhan merancang keluarga untuk suci, Tuhan merancang keluarga untuk beribadah, Tuhan merancang keluarga untuk bagaimana melayani Tuhan. jadi kasih storge adalah kasih yang membangun, kasih yang semakin mengefektifkan hidup daripada anak-anak supaya bisa dipakai Tuhan di depan. di dalam Alkitab juga dicatat satu kasih yang disebut namanya philadelpia, kasih persaudaraan antara anak Tuhan, dan kasih persaudaraan itu nilainya juga sama dalam ikatan bagaimana kasih Kristus menerangi kasih persaudaraan kita. Kasih ini akan dibahas lebih dalam dalam khutbah ini. yang keempat Alkitab juga memberikan kepada kita satu pengajaran kasih yaitu eros. Kasih eros adalah kasih dalam aspek kehidupan suami istri yang muaranya ada nilai aspek seksualitas, tapi pada waktu suami istri menikmati satu kasih eros semua juga dalam ikatan kasih agape, yaitu kasih yang suci, bukan kasih yang bersifat cemar, bukan kasih yang bersifat nafsu seperti binatang, maka dalam Ibrani dikatakan di dalam keluarga ada dosa tempat tidur, apakah itu? ketika suami istri berhubungan badan ada aspek seksualitas mencemarkan tempat tidur. Ini berarti mengajarkan kepada kita ketika Alkitab juga mengajarkan ada kasih eros untuk kehidupan suami istri yang sudah disatukan oleh Tuhan, yang sudah disucikan oleh Tuhan, maka itu menjadi satu nilai aktifiti nilai kasih tetapi tetap adalah nilainya Tuhan, bukan nafsu yang menjadi pendorong, bukan keinginan yang mengatur segala sesuatu, akhirnya pasangan kita seperti dijadikan objek cinta, itu adalah dosa besar. pasangan kita harus kita lihat subjek, dia adalah ciptaan Tuhan, dan ketika menikmati satu nilai kasih eros semua dalam sikap yang hormat, semua tidak boleh dalam sikap yang melampaui batas, dan semua ada aturan main dalam nilai-nilai Alkitab mengajarkan hal itu. Disini berarti memberitahu kepada kita bahwa kasih itu punya nilai dimensi, maka ketika orang pacaran belum waktunya mempertumbuhkan kasih eros tetapi sudah mempertumbuhkan itu namanya dosa. Maka kalau anak kita mau pacaran dia terlebih duhulu harus punya aspek yang pertama kasih agape, kedua kasih keluarga, ketiga kasih persaudaraan. Disini baru kita sadar betapa pentingnya kenapa kita harus keras sebagai orangtua tidak mengajarkan anak untuk tidak cepat-cepat jatuh cinta salah satunya karena kita memahami jikalau iman dia belum bertumbuh dalam kasih kepada Tuhan, jikalau iman dia belum bertumbuh berkaitan dengan kasih storge, jikalau iman dia belum bertumbuh berkaitan dengan kasih kepada sesama anak Tuhan, dia bisa terjebak dengan cinta yang salah maka dia hidupnya bisa hancur. Siapa yang disebut memiliki kasih philadelpia? Dengan jelas Alkitab mengatakan adalah sesama anak Tuhan, karena itulah Ibrani 13 1 dikatakan bahwa kita harus memelihara kasih persaudaraan. Dalam konteks bagian itu kalau kita mengerti daripada surat Ibrani ditulis adalah tidak lain secara konten untuk mengkaitkan nilai hidup kita bagi Tuhan, sehingga kita harus sadar hidup dalam Kristus yang sudah mati dan berkorban menjadi imam besar kita. jadi disitu dikatakan jelas sekali kita harus pelihara yaitu philadelpia. Di dalam surat Tesalonika rasul Paulus juga mengatakan aku tidak perlu lagi mengajarkan kepada engkau tentang philadelpia, kenapa? yang penting engkau sudah mengerti kasih agape harus dipertumbuhkan. Ini menunjukan kepada kita ketika Paulus berbicara pentingnya kasih agape bukan berarti kasih philadelpia itu tidak perlu lagi ditingkatkan, tetapi bagi konteks Paulus di Tesalonika adalah jemaat itu sudah jelas mereka harus memiliki hidup dalam persaudaraan yang suci. Jadi jangan mentang-mentang engkau sekarang tidak percaya lagi tentang eskatologi hidupmu hanya satu memboroskan waktu, ingatkanlah satu dengan yang lain untuk menggunakan waktu dengan baik, ingatkanlah satu dengan yang lain untuk bisa mengisi setiap waktu dengan baik, karena kita percaya Tuhan itu pasti datang, dan Tuhan itu pasti meminta pertanggungjawaban kepada kita. Jadi disitu rasul Paulus ingin katakan engkau sudah tahu kasih persaudaraan adalah kasih yang paling inti saling mengingatkan untuk hidup kita lebih baik lagi dalam Tuhan. Maka jika kasih persaudaraan itu tidak ada teguran lagi, kasih persaudaraan tidak ada lagi saling mengingatkan untuk hidup dalam Tuhan, kasih persaudaraanmu hanya bersifat antroposentris, humanis. Maka ketika dalam kasih persaudaraan mengandung aspek nilai mengingatkan, memperingati untuk saudara kita harus hidup bertanggung jawab dihadapan Tuhan untuk hidup lebih baik lagi dalam Tuhan, itu yang disebut kasih persaudaraan yang benar. di dalam konteks Roma 10 12 disitu kita melihat Paulus pun mengingatkan di dalam Tuhan tidak ada lagi golongan Yahudi, tidak ada lagi golongan orang Yunani, karena kita sudah menjadi satu dalam Kristus yaitu disebut nilai kita adalah sama. Istilah sama menunjukan kita sudah disebut union with Christ. Apa sifat kasih philadelpia? Pertama kasih yang hangat dan lembut. Di dalam Roma 12 10 dikatakan biarlah kita yang sudah di dalam Tuhan kita saling mengasihi sebagai orang yang bersaudara. Saling mengasihi itu berarti saling melengkapi, saling aktif untuk bagaimana mengambil inisiatif jikalau ada rekan kita, sahabat kita di dalam Gereja, orang-orang percaya membutuhkan pertolongan. Jadi di dalam bagian ini jelas sekali mengajarkan kepada kita kasih yang hangat, kasih yang lembut adalah kasih yang aktif untuk kita punya inisiatif memberikan hormat, memberikan pertolongan, memberikan yang terbaik pasangan kita itu dalam aspek storge, untuk kita dalam nilai philadelpia memberikan yang terbaik untuk orang di dalam Gereja merasakan kasih Kristus. Di dalam bagian inilah ketika kasih yang hangat dan lembut itu menunjukan kita cepat respon. Di dalam konteks itulah kita diajarkan bagaimana kita punya nilai kasih persaudaraan yang ada inisiatif, bukan pasif. Kasih yang lembut dan hangat adalah kasih yang punya respon. Jadi pada waktu engkau mendengar anak-anak Tuhan ditempat ini ada sesuatu yang terjadi, engkau punya kasih yang lembut, engkau punya kasih yang hangat berarti engkau menunjukan engkau punya kasih yang bersifat responisf. Yang kedua sifat philadelpia adalah kasih yang tulus yang tidak pura-pura. Dalam konteks Roma 12 9 itu mengingatkan kepada kita bagaimana jangan sampai kita membangun satu relasi kasihnya jangan pura-pura, atau ada motivasi dibalik nilai senyum dia, dibalik kebaikan dia. Jadi pada waktu kamu menolong orang lain tidak ada yang pura-pura. Itu dijelaskan dalam Roma 12 9. Maka Matius 23 8 konteksnya adalah Yesus sangat mengkritik orang Yahudi, orang Farisi yang gila hormat. Kenapa demikian? Karena mereka seolah-olah mau menunjukan dirinya harus dihormati seperti rabi, maka Tuhan Yesus bilang siapa rabi? Kita semua adalah yang disebut orang penting. Disitu kita tahu orang farisi, ahli-ahli taurat mereka memakai jubah, mereka memakai jabatan minta dihormati. Bagi Tuhan Yesus itu merupakan satu nilai kasih yang tidak tulus, itu pura-pura. Dalam bagian ini sifat philadelpia adalah kasih yang hangat, yang lembut, yang punya pengorbanan, dan philadelpia adalah kasih yang tulus yang tidak pura-pura pada waktu engkau berkorban, pada waktu engkau menolong orang lain bukan untuk menjebak orang itu, tetapi ingin mewakili kasih Tuhan. Jadi kasih yang tulus adalah kasih yang pada waktu engkau memberi tenagamu, waktumu, uangmu engkau tidak sampai hitung-hitungan bersifat take and give, itulah yang disebut kasih yang tulus. Tapi dalam aspek yang lain apakah kita bisa mengukur kasih kita itu tulus? Bisa. Bagaimana kita melihat? Lihatlah Alkitab mengajarkan kepada kita, kita harus tahu kalau kasih kita tulus di dalam nilai daripada kasih persaudaraan bisa dilihat pada waktu engkau menolong itu benar-benar murni untuk mewakili kasih Kristus. Maka Galatia 6 10 dikatakan jikalau engkau ada kesempatan untuk berbuat baik janganlah ditunda. Kasih yang tulus jikalau kita menolong itu sifatnya adalah murni untuk Tuhan, tidak berpikir untuk rugi, tidak berpikir kita minta dimuliakan atau dipuji-puji, karena itu kesempatan untuk kita mewakili Kristus. yang kedua dalam hubungan tali persaudaraan sesama anak Tuhan mungkinkah terjadi salah pengertian atau terjadi gesekan? Mungkin, karena kita adalah manusia yang punya kelemahan, kita manusia yang punya kekurangan. Karena itulah di dalam Kolose 3 12-14 rasul Paulus mengajarkan kepada kita di dalam kasih philadelpia yang tulus selalu ada tempat untuk saling mengampuni, ada tempat untuk saling mengerti, ada tempat untuk kita saling membangun kembali hubungan tali persuadaraan. Disini baru kita tahu ketika engkau punya kasih yang hangat dan lembut itu menunjukan responsifmu yang cepat untuk orang disekitarmu yang kau tahu membutuhkan satu kasih dan pertolongan. Ketika engkau punya kasih yang tulus itu sungguh-sungguh pada waktu engkau menolong, sungguh-sungguh pada waktu engkau mengampuni engkau hanya mengkaitkan itu semua untuk Kristus. Mengapa kasih philadelpia itu penting? Di dalam konteks pada saat itu ketika iman harus ditambahkan dengan philadelpia kenapa itu penting? Yaitu bagaimana becoming like Christ, kita harus bisa seperti Kristus di dalam satu nilai kesatuan. Itu menunjukan ketika kita bersatu dengan Kristus kita seperti Kristus, kita tidak lagi di dalam Gereja membeda-bedakan suku dan ras dari mana. Jadi di dalam bagian ini kita harus sama-sama mengingatkan bahwa kita ini adalah becoming like Christ. Di dalam bagian ini mengapa philadelpia itu penting? Bagaimana kita tahu kita mengasihi Allah dengan benar? pada waktu storgemu benar dan philadelpiamu benar. Yesus berkata dalam kotbah di bukit tinggalkan daripada semua ibadahmu, bereskan dulu kasih philadelpiamu, berdamai dululah dengan saudaramu itu, baru kalau engkau sudah berdamai, datang engkau beribadah. ini berarti menunjukan kepada kita pada waktu kasih storgemu beres, kasih persaudaraanmu beres itu menunjukan kasihmu kepada Tuhan itu juga beres. Maka inti hukum taurat dalam Perjanjian Lama, dan dikatakan kepada orang-orang apa itu Tuhan Yesus intinya, Tuhan Yesus hanya mengatakan kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap kekuatanmu, dengan segenap akal budimu, dan kasihilah manusia seperti dirimu sendiri. Jadi disini ternyata kita baru tahu bagaimana philadelpia bisa menunjukan kualitas agape kita kepada Tuhan. Jadi bohong sekali jikalau kita mengaku orang Kristen, kita rajin beribadah, kita masih menyimpan kebencian, akar pahit dan iri kepada orang lain. Dan tidak sedikit di dalam kasih persaudaraan bisa hancur hanya karena aspek ketersinggungan, di dalam kasih persaudaraan bisa hancur hanya karena aspek like and dislike, di dalam kasih storge pun kasih persaudaraan bisa hancur hanya karena perbedaan terima harta warisan. Disini kita belajar bagaimana sebetulnya kasih storge yang benar harus diarahkan kepada Kristus, dan pada waktu orang itu kita anggap saudara kita dalam kasih storge harusnya dia mengerti harus ada satu nilai kesucian, harus ada nilai hidup melayani Tuhan. Disini maka kita baru tahu pentingnya yang pertama, philadelpia itu akan menunjukan kualitas kasihmu kepada Kristus, itu jelas sekali. Maka ketika Petrus marah bala tentara itu menangkap Yesus, yang dikomandoi oleh para imam, maka Petrus dengan cepat menarik pedang daripada tentara itu dan dengan cepat langsung dia ayunkan, dan kuping daripada orang yang ingin menangkap Yesus itu langsung terputus. Saya tanya, saat itu apa respon Yesus? Yesus dengan jelas berkata orang yang hidupnya dari pedang juga akan mati dari pedang. Jadi artinya dalam bagian ini Petrus tidak boleh pakai kekerasan untuk menyelesaikan segala sesuatu, tetapi pakai pendekatan kasih. Maka Tuhan langsung ambil kuping itu, taruh lagi, dan langsung sembuh total, itulah mujizat, itulah kasih. Jadi dalam bagian itulah Petrus kenapa marah? Karena dia tersinggung sekali karena Yesus itu ditangkap, dan pendekatan dia seperti pendekatan seorang nelayan yang emosinya sangat kuat, tetapi bagi tuhan seperti itu tidak bisa. Kita kalau dalam menyelesaikan masalah tidak bisa dengan emosi yang tidak suci, kita menyelesaikan masalah harus dengan emosi yang suci dan penuh kelembutan. Maka Tuhan bilang Aku bisa saja meminta kepada Bapa-Ku untuk menyelesaikan semuanya itu, tetapi Aku tidak. kenapa? karena Kristus mati untuk menderita menebus dosa-dosa kita. Disini kita belajar bagaimana seharusnya dalam situasi yang sulit apapun juga nyatakanlah kasih Kristus itu lebih penting. Disini kita melihat kepentingan yang kedua. Maka ketika kasih philadelpia itu penting, maka kasih persaudaraanmu itu selalu berkaitan dengan kasih agape. Maka tadi saya katakan di dalam kasih persaudaraan yang penting tetap ada nilai untuk saling mengingatkan bahkan ada mengandung saling memperingati, kalau perlu saling membangun untuk kita sama-sama hidup bagi Tuhan. Tetapi kalau kita dalam kasih persaudaraan tidak lagi mengarahkan hidup kita untuk kembali kepada Tuhan maka itu bukan kasih persaudaraan yang sungguh-sungguh dalam Tuhan, itu hanya kasih persaudaraan yang bersifat humanis, yang bersifat hanya horizontal, karena kasih persaudaraan yang benar akan mengarahkan semua kepada vertikal. Demikian pun yang ketiga ketika ini penting kasih persaudaraanmu di dalam kasih Yesus Kristus, kasih agape. Apa artinya? Artinya adalah ketika kasih persaudaraanmu di dalam Tuhan maka kasih itu harus membangun satu nilai kasih yang mengandung nilai saling membangun iman. Jadi bukan hanya Gereja yang bisa dipakai untuk mempertumbuhkan iman, maka pada waktu engkau punya komunitas, kasih persaudaraan itu bisa dipakai Tuhan untuk membangun iman. Jadi di dalam bagian ini kasih yang membangun tidak akan menyimpan satu ketersinggungan, karena kalau kasih datang ketersinggungan itu adalah kasih yang bisa bikin pecah belah. Kenapa Paulus berbicara kasih sangat dalam di dalam 1 Korintus 13? Karena jemaat pada saat itu mudah sekali terpecah karena golongan demi golongan, maka di dalam kasih persaudaraan di dalam Kristus yang saling membangun disitu jelas sekali membangun iman, membangun kualitas hidup anak Tuhan dalam nilai tanggung jawab untuk hidup bagi Tuhan. Jadi mari kita belajar mengembangkan kasih persaudaraan di dalam Kristus untuk kita saling membangun iman, untuk kita saling membangun kualitas hidup kita lebih baik lagi ada sharing knowledge di dalam Tuhan, itulah kasih persaudaraan, bukan kasih yang akhirnya merusak. Yang kedua ketika kasih persaudaraan dalam Kristus di dalam bagian itu diingatkan adalah kasih yang mempersatukan. Jadi tidak pernah Tuhan merancang kasih persaudaraan untuk terpecah belah seperti jemaat di Korintus. Rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera, maka siapa yang dalam kasih persaudaraan ada kasih Kristus engkau tidak akan menyimpan permusuhan, karena akar permusuhan itulah yang menunjukan engkau tidak punya kasih kepada Kristus. ketika kita punya kasih persaudaraan, dikaitkan dengan kasih Kristus, maka didalamnya mengandung belas kasihan untuk orang-orang berdosa. Maka ketika kita akhirnya bersatu dari union with Christ menjadi unity in Christ adalah untuk kita efekstif kembali melayani Tuhan. Disinilah baru kita mengerti kenapa rasul Petrus mau supaya jemaat Tuhan pada saat itu menambahkan iman mereka dengan kasih persaudaraan? Karena itu penting sekali pada saat itu, untuk mereka memiliki kasih yang saling membangun dalam keimanan, untuk mereka membangun kasih dalam kualitas hidup mereka, membangun satu kasih untuk makin bersatu, untuk bagaimana merebut orang-orang berdosa kembali kepada Tuhan, merebut jiwa-jiwa yang tersesat kembali kepada Tuhan karena dikaitkan dengan philadelpia. Disini mengingatkan kepada kita bagaimana seharusnya kita hidup dalam kasih philadelpia. Ikuti saya di google news untuk membaca artikel lainnya
Sebuahucapan tanpa tindakan bisa tak berarti apa² bagi seseorang. Bisa juga karena kondisi dan situasi, contohnya kalau kita udah berusaha maksimal trs hasilnya ga sesuai pasti ada rasa kecewaa dan down, trs ada yg ngucapin "semangat yaa, terima kasih sudah berjuang" dlm kondisi yg lagi down pasti kata² tsb belum bisa mengobati kekecawaan kita kann, ditambah mereka cm ngucapin trs ngilang
Artikel ini membahas tentang tokoh-tokoh Alkitab yang rela berkorban bagi orang lain. Ada banyak tokoh Alkitab yang rela berkorban bagi orang lain yang perlu kita teladani. Rela berkorban bagi orang lain adalah salah satu sifat manusia paling disukai. Sifat rela berkorban bagi orang lain dianggap sebagai sifat kepahlawanan. Alkitab juga banyak mencatat sifat kepahlawanan ini, atau sifat rela berkorban bagi orang lain. Baca juga 100 Tokoh Alkitab Terpopuler Dan Kisah Mereka Ada banyak tokoh Alkitab yang rela berkorban bagi orang lain, atau bagi sesamanya. Para tokoh Alkitab yang rela berkorban ini terdiri dari berbagai latar belakang profesi dan pekerjaan, baik kaya maupun miskin, baik para pejabat maupun orang awam, baik laki-laki maupun perempuan. Baca juga 15 Tokoh Alkitab Yang Murah Hati Tokoh-tokoh Alkitab yang rela berkorban ini juga terdiri dari tokoh-tokoh Alkitab yang ada di Perjanjian Lama, maupun tokoh-tokoh Alkitab yang ada di Perjanjian Baru. Mereka disebut rela berkorban sebab dalam satu atau beberapa ayat Alkitab disebut tentang perbuatan mereka yang rela berkorban bagi orang lain. Baca juga 10 Tokoh Alkitab Yang Memperjuangkan Keadilan Dan HAM Karena itulah mereka layak disebut sebagai orang-orang yang rela berkorban bagi orang lain. Mereka rela berkorban bagi orang lain secara materi, waktu, pikiran, bahkan mengorbankan hidup mereka. Baca juga 12 Pahlawan Iman Dalam Kitab Ibrani Ada yang berkorban bagi pimpinan/atasan mereka, bagi rekan mereka, bagi anggota keluarga mereka, bagi bangsa mereka, bahkan bagi semua bangsa. Lalu, siapa sajakah tokoh-tokoh Alkitab yang rela berkorban bagi orang lain? Berikut pembahasannya. 1. Yonatan Tokoh Alkitab yang rela berkorban bagi orang lain, yang pertama adalah Yonatan. Yonatan, anak raja Saul, bersahabat karib dengan Daud. Sekalipun ayahnya benci kepada Daud, bahkan berusaha membunuhnya, namun Yonatan sangat sayang kepada Daud dan selalu melindunginya dari niat jahat ayahnya. Daud dan Yonatan saling mengasihi serta mengikat perjanjian persahabatan. Dan Yonatan rela berkorban bagi Daud. Banyak barang-barang Yonatan yang diberikannya kepada Daud. Seperti jubah yang dipakainya, baju perangnya, sampai pedangnya, panahnya dan ikat pinggangnya 1 Samuel 181-4. Sekalipun Yonatan adalah anak raja, ia rela berkorban bagi Daud, yang saat itu dalam keadaan yang susah, karena selalu diburu oleh Saul, ayah Yonatan. 2. Rizpa Tokoh Alkitab yang rela berkorban yang kedua adalah Rizpa. Rizpa adalah gundik raja Saul. Setelah Saul meninggal, maka Rizpa menjadi seorang janda. Kemudian Abner, panglima raja Saul, mengambil Rizpa menjadi istrinya. Hal ini membuat anak Saul, Isyboset, menjadi marah. Tetapi Abner balik memarahi Isyboset, sehingga ia meninggalkannya dan mendukung raja Daud 2 Samuel 28; 2 Samuel 37-12. Rizpa punya sifat yang baik, ia punya kasih dan pengorbanan yang begitu besar bagi anak-anaknya. Saat itu terjadi tulah di Israel, rupanya karena Saul membunuh orang-orang Gibeon, yang sebenarnya tidak boleh dibunuh sesuai dengan janji bangsa Israel pada masa Yosua. Akibatnya bangsa Gibeon meminta tumbal tujuh orang dari anggota keluarga Saul. Dari antara ketujuh orang tersebut terdapat dua anak Rizpa. Mereka dihukum gantung hingga mati. Karena kasihnya kepada anak-anaknya itu, maka Rizpa rela berkorban dengan melindungi mayat-mayat mereka dari burung-burung dan binatang buas, siang dan malam. Ketika hal ini diberitahu kepada raja Daud, ia sangat tersentuh, sehingga ia meminta agar anak-anak Rizpa dikuburkan secara layak bersama tulang-tulang Saul dan Yonatan yang baru diambilnya setelah digantung oleh orang Filistin 2 Samuel 211-14. 3. Barzilai Tokoh Alkitab lain yang rela berkorban adalah Barzilai. Barzilai adalah seorang yang sangat kaya, namun sangat murah hati. Ia menyediakan makanan bagi raja Daud selama ia dalam pelarian di Mahanaim. Ketika itu Daud terpaksa melarikan diri dari Absalom, anak kandungnya, yang memberontak kepadanya dan menguasai kota Yerusalem. Setelah Absalom mati dan Daud bersiap-siap untuk kembali ke Yerusalem, Barzilai juga pergi menjemput raja Daud dan mengantarkannya hingga ke sungai Yordan, walau saat itu Barzilai sudah sangat tua, 80 tahun! Barzilai rela berkorban bagi Daud bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk waktu dan tenaga. Barzilai juga menolong Daud secara tulus dan iklas. Ia tidak mengharapkan balasan dari Daud atas perbuatan baiknya. Ketika Daud meminta Barzilai ikut dengannya, yang berarti tinggal di istana raja, dan Daud berjanji akan menanggung makanannya, Barzilai dengan halus menolaknya. Ia merasa sudah sangat tua dan tidak bisa lagi melakukan apa pun, malah nanti hanya akan menjadi beban bagi Daud. Sebaliknya, Barzilai merekomendasikan hambanya, Kimhan, untuk mengikuti Daud 2 Samuel 1931-39. 4. Eleazar, Anak Dodo Eleazar anak Dodo adalah salah satu prajurit raja Daud. Eleazar anak Dodo hanya disinggung dalam satu kesempatan di Alkitab, yang berkenaan dengan kepahlawanannya dan pengorbanannya bagi bangsa Israel. Diceritakan di Alkitab bahwa suatu ketika Eleazar anak Dodo ini sedang bersama-sama Daud, ketika mereka mengolok-olok orang Filistin, yang telah berkumpul di sana untuk berperang. Padahal pada saat itu orang-orang Israel telah mengundurkan diri. Tetapi Eleazer bangkit dan membunuh demikian banyak orang Filistin sampai tangannya lesu dan tinggal melekat pada pedangnya! Dan Tuhan memberikan pada hari itu kemenangan yang besar. Rakyat Israel datang kembali mengikuti dia, hanya untuk merampas dari apa yang telah dilakukan oleh Eleazar 2 Samuel 239-10. Eleazar rela berkorban bagi bangsanya dengan tetap berjuang melawan musuh sekalipun rekan-rekannya telah mengundurkan diri! 5. Sama, Anak Hage Sama, anak Hage, juga salah satu pahlawan raja Daud. Seperti halnya Eleazer anak Dodo, Sama anak Hage juga orang yang rela berkorban bagi bangsanya, Israel. Dikisahkan di Alkitab bahwa suatu ketika orang Filistin berkumpul di Lehi – di sana ada sebidang tanah ladang penuh kacang merah – dan tentara Israel telah melarikan diri dari hadapan orang Filistin. Maka berdirilah Sama anak Hage ini di tengah-tengah ladang itu, ia dapat mempertahankannya dan memukul kalah orang Filistin. Demikianlah diberikan Tuhan kemenangan yang besar 2 Samuel 2311-12. Sama anak Hage rela berkorban bagi bangsanya dengan tekun bertahan dari serangan musuh, bahkan di saat tentara lainnya telah melarikan diri! Pages 1 2
Dilansirdari lama Daily Mail, Selasa (11/10/16), kedua orang tua Wu Ningxi ditemukan dalam posisi melindungi putri mereka berusia tiga tahun dari reruntuhan, gedung tempat ketiganya tinggal. Ketiga korban kemudian dibawa ke rumah sakit tapi ayah dan ibu Ningxi, dilaporkan meninggal setelah tiba di rumah sakit.
1 Korintus 133, “Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.” Berbicara tentang pengorbanan, siapa diantara kita yang pernah mengalaminya? Mungkin korban waktu, korban uang, korban tenaga? Tetapi pertanyaannya, seberapa banyak yang mau berkorban untuk orang lain? Terlebih lagi bagi mereka yang tidak ada hubungannya dengan kita. Bapak-Ibu, fakta membuktikan hanya sedikit saja orang yang mau berkorban untuk orang lain. Kalaupun ada, itupun ia lakukan karena ada faktor lain yang mempengaruhinya. Thanos vs Yesus Thanos Film Avengers Infinity War mengisahkan Thanos, seorang tokoh antagonis yang menjadi momok bagi para jagoan Marvel. Film ini menceritakan bagaimana Thanos berjuang mengumpulkan infinity stone satu per satu yang berjumlah 6 buah. Sebenarnya apa keinginan si Thanos ini? Dengan infinity stones, Thanos hendak melenyapkan setengah penduduk dari alam semesta! Ia melakukan hal ini hanya karena satu tujuan yaitu untuk suatu misi penyelamatan dunia! Ia melihat bahwa alam semesta ini menghadapi suatu bahaya yang gawat, yaitu overpopulation. Sumber daya yang terbatas di alam semesta tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup yang bertambah semakin banyak. Thanos dihina, diolok-olok, dan tidak dipandang, padahal ia membawa suatu misi penyelamatan dunia. Yang lebih mengesankan lagi, Thanos juga memiliki seorang anak tunggal yang sangat ia kasihi, yaitu Gamora. Dalam cerita ini, salah satu infinity stone yang harus dikumpulkan adalah soul stone. Bagaimana cara mendapatkannya? Batu ini hanya bisa diperoleh dengan jalan mengorbankan orang yang sangat dikasihi. Maka demi keselamatan seluruh dunia, dengan cucuran air mata yang sangat berat, Thanos menangkap Gamora yang dengan kuat meronta-ronta ingin melepaskan diri. Thanos membawanya ke pinggir tebing, lalu mendorongnya sebagai korban demi memperoleh soul stone. Misi penyelamatan Thanos dapat kita katakan sebagai perjuangan di dalam “pengorbanan demi kebaikan banyak orang”. Inilah tema yang cocok diberikan bagi Thanos. Nampaknya tema ini cukup familier bagi kita sebagai orang Kristen. Namun, apakah kisah keselamatan Thanos dapat dilihat sama dengan kisah keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus? Sebelum masuk ke masalah pengorbanan, kita perlu tau bahwa dunia mengenal konsep segala cara dihalalkan demi mencapai tujuan yang baik atau mulia. Salah satu kisah cerita yang terkenal pada masa kecil adalah Robin Hood. Konsep ini sering kali digunakan dengan menempatkan hukum di dalam tangan manusia. Yang perlu dipertanyakan adalah apa atau siapa yang menentukan tujuan yang ingin dicapai itu mulia atau tidak mulia? Dan, pemegang konsep ini akan menjadi orang yang menghalalkan segala cara! Semua bisa dilakukan asalkan atas nama “kebaikan”. Melihat problem ini, kita harus sadar bahwa pembenaran suatu etika tidaklah selalu dari tujuan yang membenarkan cara. Tuhan menuntut ketaatan dan pertanggungjawaban kita dalam keduanya, baik tujuan maupun cara. Dalam Alkitab kita melihat Paulus mengecam konsep melakukan hal yang buruk supaya yang baik bisa dihasilkan Rm. 38. Ketaatan kepada hukum Tuhan seharusnya menjadi pedoman bagi tindakan etika kita. Dengan dasar ini kita akan coba melihat kepada kasus etika Thanos. Kita akan melihat secara sederhana dan singkat, cerita apa yang ia hidupi sehingga ia mengambil cara atau metode seperti demikian. Thanos, berdasarkan pengalamannya, melihat suatu masalah overpopulation dalam dunia ini. Masalah ini memang real ada. Dari kisah penciptaan, kita tahu bahwa Allah menciptakan dunia ini sungguh amat baik. Namun masalah muncul ketika manusia tidak lagi menjalankan hukum-hukum Allah. Solusi bagi hal ini tentu bukan dengan langkah ekstrem Thanos yang menghabisi separuh penduduk dunia dengan mengatasnamakan jalan keselamatan. Solusi ini tidak tepat sasaran meskipun terlihat cepat dan mudah tindakannya. Yesus Dalam cerita Avengers, kita melihat dengan jelas bahwa Gamora adalah kurban. Dia dipaksa oleh Thanos untuk dijadikan tumbal dalam menggenapi misi keselamatan. Apa daya karena kalah kekuatan, Gamora berhasil dikurbankan. Dia hanya bisa pasif dan pasrah, tidak punya kebebasan apa-apa. Dia victim dan hanya menjadi objek secara total. Sangat berbeda dengan gambaran Yesus di dalam Yesaya 537, Dia dianiaya, tetapi Dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulut-Nya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, Ia tidak membuka mulut-Nya. Ada sebuah kerelaan di sini, “Ia membiarkan diri-Nya.” Meski kita tahu bahwa Tuhan Yesus memiliki kekuatan untuk memanggil ribuan malaikat menolong-Nya saat ditangkap, tetapi itu tidak dilakukan-Nya. Di sini Dia menjadi “Subjek yang berkorban”. Sang korban itu secara aktif dan bebas mengorbankan diri-Nya demi orang lain. Ini suatu tindakan yang berbeda secara radikal. Cerita apa yang kita hidupi? Thanos atau Yesus? Dalam Yohanes 1512-13, Tuhan Yesus mendorong kita untuk hidup dalam kasih yang mengorbankan diri, seperti Dia sudah terlebih dahulu memberikannya kepada kita. “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.” Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kita dipanggil untuk berkorban bagi yang lain. Berkorban di dalam kasih dan bukannya mengurbankan orang lain demi diri sendiri. “You can sacrifice and not love. But you cannot love and not sacrifice.” Kris Vallotton CM Post Views 95
Kitamungkin punya orang tua, punya keluarga, punya saudara dekat, punya kekasih, yang mau berkorban waktu, tenaga, dan harta untuk kita. Tapi belum tentu mereka mau berkorban nyawa untuk kita. Yesus sudah terlebih dahulu menunjukkan kepada kita kasih yang sejati. Ia rela menyerahkan nyawa-Nya sebagai ganti kita menerima hukuman atas segala
Kasih yang mau berkorban demi orang lain disebut? agape eros philia storge Semua jawaban benar Jawaban Aagape. Dilansir dari Ensiklopedia, kasih yang mau berkorban demi orang lain disebut agape.
Tidakada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya" (ayat 12,13). Anda dan saya adalah sahabat-sahabat Tuhan Yesus, tetapi bukan berarti Dia mengatakan itu agar kita mau mati untuk-Nya. Bukan, bukan itu maksudnya. Yang Dia minta bagi kita yang mengaku sahabat-sahabatNya adalah ketaatan
Semua orang sangat familiar dengan kata “kasih”, tetapi sayangnya tidak setiap orang mengerti dengan benar makna kata "kasih".Secara umum orang memaknai kasih adalah sama dengan memberi. Contoh sederhana bila kita melihat seseorang mengalami kesusahan, maka orang yang memberi pertolongan disebut orang yang telah menyatakan kasih. Apakah makna kasih sesederhana itu?Untuk menjawabnya marilah kita tampilkan satu kata lain seperti yang ada dijudul renungan ini, yaitu kata “donasi”. Saya yakin kalau anda sering menonton TV akhir-akhir ini, maka kata ini sudah tidak asing lagi bagi kita. Terlebih dengan sering terjadinya bencana yang datang secara beruntun, maka stasiun televisi termasuk para sponsor programnya selalu mencantumkan menghimbau para pemirsanya untuk memberikan donasi dalam rangka meringankan penderitaan bagi para korban bencana. Tentu saja kegiatan solidaritas ini sangat positif dan berfaedah. Pertanyaannya adalah apakah memberikan donasi sama dengan makna kasih yang sesungguhnya? Jawabannya tentu saja tidak! Lalu, apa makna kasih itu? Di manakah kita dapatkan arti kata makna kasih itu? Apakah dapat kita peroleh dari ilmu bahasa untuk mencari arti terminologi kata kasih itu? Dalam teks bacaan kita Yohanes 316 tertulis "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Apakah Kasih yang dikatakan Injil Yohanes sama dengan makna kasih yang diajarkan manusia? Jika kita memerhatikan secara teliti isi ayat ini, di situ tidak ditulis kata "kasih" saja, tetapi ditulis 2 kata yang tidak terpisah yaitu “kasih Allah”. Dengan demikian tentu saja jauh berbeda antara kasih Allah dengan kasih versi manusia. Memang makna dari versi Allah dengan makna dari versi manusia dua-duanya ada kata "memberi", tetapi tetap saja ada perbedaannya. Apa perbedaannya? Perbedaannya ternyata dari motif/pemberiannya. Seperti kita ketahui bahwa Allah adalah “ Kasih “ I Yohanes 48, tetapi kasih itu telah diejawantahkan atau diwujudkan dalam diri Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus. Nah, dari titik ini barulah kita bisa melihat perbedaan antara kasih milik Allah dengan kasih milik menurut versi manusia tidak lepas dari motifnya dan status sosial yang disandangnya. Kasih yang dinyatakan oleh pemimpin agama dan umat beragama adalah kasih yang didasarkan pada norma-norma agama atau spritualitas atau kerohanian atau religiusitasnya. Bagi para pengusaha atau majikan tentu kasih yang ditunjukkan berdasar pada sama-sama untung take and give, sedangkan bagi para donatur dermawan dan yayasan yang dibentuknya tentunya didasarkan pada motif sosial. Apakah kasih milik Allah memiliki motif yang sama seperti itu? Sama sekali tidak! Kasih Allah adalah kasih yang tidak dimiliki oleh manusia, melainkan hanya dimiliki oleh Anak-Nya yang tunggal yakni Tuhan Yesus Kristus. Jadi suatu kebohongan besar bila seseorang mengatakan ia memiliki kasih Allah walaupun ia rajin memberikan sumbangan donasi, rajin melakukan kegiatan keagamaan, kegiatan sosial, karena Kasih Allah Pemberian Allah tidak sama dengan motif-motif yang dilakukan Allah adalah Kasih tanpa pamrih. Kasih tanpa motif dan sama sekali tidak dimiliki manusia. Cuma ada satu cara, yakni sebagaimana Rasul Yohanes katakan dalam surat kirimannya, yakni dengan menyatunya kita dengan Tuhan Yesus Kristus si pemilik kasih Allah itu. Kemanunggalan kita dengan Tuhan Yesus Kristus akan merefleksikan kasih Allah tersalur dari diri kita. Lalu, apa yang membedakan kasih versi manusia dengan kasih Allah? Tadi sudah dijelaskan bahwa kasih Allah adalah kasih yang memberi tanpa pamrih, tanpa motif. Kasih yang mau menyelamatkan meskipun Ia harus kehilangan nyawa, yaitu pemberian yang melekat dengan pengorbanan. Kasih manusia tidak ada yang seperti itu. Kasih manusia lebih banyak pada batasan simpati, tetapi kasih Allah lebih dalam dari itu. Allah berempati kepada orang-orang miskin/hina dengan jalan mempersembahkan diri-Nya sendiri persembahan 100%, bukan 10%.Dalam kisah janda miskin yang mempersembahkan persembahannya yang mungkin berkisar sekitar Rp 1000,- sedangkan orang-orang kaya memberikan yang mungkin jutaan rupiah, secara kasat mata tentu orang menilai orang-orang kaya itu yang ibadahnya diterima Tuhan. Ternyata orang keliru. Ternyata Tuhan Yesus berkenan terhadap pemberian janda miskin bahkan Tuhan Yesus memujinya dengan mengatakan bahwa janda miskin memberi lebih banyak dari orang kaya itu. Tuhan Yesus tidak membutuhkan kasih versi manusia dalam bentuk donasi. Janda miskin memberi dari kekurangannya/kemiskinannya, bahkan Tuhan Yesus mengatakan bahwa janda miskin ini memberikan seluruh nafkahnya seluruh miliknya 100%. Kasih Allah adalah kasih yang dilandasi oleh pengorbanan. Lalu, pengorbanan untuk apa? Mungkin orang mau berkorban disuruh apa pun untuk meraih kesuksesan, kekayaan, kepintaran, atau melindungi keluarga yang kita kasihi. Semua itu masih dalam lingkaran diri kita/ego kita. Akan tetapi, adakah orang yang mau berkorban bukan untuk kepentingan diri sendiri tetapi berkorban untuk orang lain bahkan untuk musuh kita?Tindakan kasih Allah adalah di luar jangkauan pemikiran kita. Ia berkorban mati justru untuk musuh-Nya. Bukankah Alkitab mengatakan ketika manusia berdosa maka manusia menjadi seteru/musuh Allah? Tak ada satu orang pun yang dapat mendamaikannya kecuali Allah didalam kasih-Nya melalui Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus. Pengorbanan Allah dilandasi oleh kebenaran/keadilan Allah. Keadilan Allah tidak sama dengan keadilan dunia ini. Keadilan Allah dilandasi oleh kasih-Nya laksana seorang ayah terhadap anak-anaknya. Kasih yang mau memberi dan kasih yang mau berkorban. Lalu, apa perbedaan antara keadilan Allah dengan keadilan dunia? Tentu berbeda. Keadilan dunia tetap membedakan status/hirarki seseorang. Sedangkan keadilan Allah didasarkan pada kebenarannya bahwa semua manusia telah berdosa, tidak ada perbedaan di mata Allah. Apa arti tidak ada perbedaan? Berarti kita semua ini harusnya memiliki persamaan hak setelah kita dipulihkan dan diselamatkan oleh Kristus. Oleh sebab itu, perintah baru yang diberikan Yesus menggantikan perintah agama, yaitu kasihilah sesamamu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri.***By. Ev. Andereas Dermawan
SXqaIV. 470 277 314 65 265 46 228 275 277
kasih yang mau berkorban untuk orang lain disebut dengan